Semua itu sama. Permulaan yang sama dan akhir cerita yang
sama. Manusia hanyalah pelaku kehidupan ini namun manusia mempunyai hak atas
drama yg mreka buat sendri.
Akan cerita yang sama, lakon yg sama dan rasa yang sama.
Terkdang persamaan itu berulang hingga tak tentu kapan akan bertemu di titik
akhir. Begitulah hakekatnya manusia yg tidak bisa berpijak di kaki mereka
sendiri.
Rasa itu pada awalanya sama, begitu indah dan menyejukkan.
Bahkan sering kita anggap sebagai sesuatu yang hakiki dan tidak akan ditemui
lagi. Indahnya rasa itu perlahan memudar dengan keegoisan dan kemungkaran hati
nurani yang tidak bisa melihat kebajikan sesama manusia. Namun, begitulah
seadilnya manusia di bumi ini. mereka tidak bisa melawan keegoisan mereka
sendri.
Perpisahan pun terjadi, hal ini merupakan rasa yang sama
bagi pelaku-pelaku dunia itu. Konflik dan air mata menjadi peraduan jiwa yang
hilang di bwah rasa permulaan yang sama. Di akhir yang sama itu, terlepaslah
dua insane yg pernah mempunyai rasa yang sama dan janji yg sama. Di dunia luar
setiap pasangan itu menemukan dunia yang sama, dunia yang manis di awal, penuh
kenikmatan dan indah. Begitu indahnya hingga
para pelaku itu lupa bahwasanya itu merupakan awal persamaan kedua yang sama
dan pernah terjalin indah dalam bingkai rasa yang sama. Perjalanan kedua
merupakan perjalanan yang para pelaku cari dalam dunia ini, namun mreka
hanyalah pelaku dengan cerita yang sama namun setting yang berbeda. Permainan
apik dengan sejuta konflik dan penyelesain yang sama. Semua itu sama
Binarpun meredup, janji hanyalah janji yang sama terucap.
Dalam perjalanan yang sama ini, para pelaku menikmati setiap akhir dalam drama
mereka, menyaksikan perih yang sama dan rasa yang sama untuk memuaskan dahaga
yang sama seperti dahulu. Insan-insanpun saling terlepas dari llingkaran
mereka, melupakan janji yang sama dan kebijakan yang sama.
Perjalanan pun kembali dimulai dari pelaku-pelaku yang sama
itu. Menyusun hidup yang sama, mengikaat janji yang sama dan menjalani
permainan yang sama. Begitulah mereka, manusia dengan beban sebagai pelaku
kehidupan yang sama, yang mencintai setiap rasa dan perih yang sama untuk
sebuah akhir yang sama.
RIS.