Minggu, 27 November 2011

A picture of a broken glass


Picture of a broken glass
Have your ever touched a broken glass?
That was when I saw a picture of us
Real and painful
For the kids I cared
I thought it wasn’t all true
Cursing for praise I did
Broke every heart of souls
It was like a horrible night for us
Being intimidated and killed
For every promise you said
Was a lie…
RIS

CHOICE
For every page I wrote
Was full of surprised moments
Of kids, love, and family
For the following chapter of us
I found it ruined and disappeared
Walking alone on my bare foot
To find the missing chapter of us
For the kids I cared
For the love I gave
For the souls I surrender
I had nothing but this empty room

RIS

Kamis, 29 September 2011

Jodoh Oh Jodoh…..

Jodoh Oh Jodoh…..

Dear Readers,

Pertanyaan mengenai jodoh memang sedikit menyesakkan dada terutama bagi perempuan yang sedang harap-harap cemas menunggu jodoh di ujung usia 30an. Seringkali kita bertanya dengan siapakah kelak kita akan berjodoh dan dimana tepatnya kita akan bertemu dengannya. Well..semua itu normal bagi setiap manusia yang sedang berada dalam masa pencarian jodoh. Jodoh merupakan rahasia Ilahi yang hanya Dialah yang tahu kapan dan dimana kita akan bertemu dengan jodoh kita. Di dunia ini sering kita jumpai pasangan yang berjodoh dengan berbeda latar belakang namun mereka dipertemukan untuk saling melengkapi satu sama lain. 

“Aku terlahir dari keluarga militer, keras dan disiplin tinggi namun suamiku dari golongan biasa yang cenderung lemah lembut dan penyabar. Perbedaan ini amat timpang ketika di awal pernikahan. Tp mungkin ini maksud Tuhan mempertemukan aku dengannya. Hidupku telah lengkap dengan 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki yang kami angkat”, Ny. A di Semarang.

Tuhan selalu memberikan kita yang terbaik walaupun terkadang kita harus berputar otak untuk mengerti maksud Tuhan pada hidup kita. Terlebih jika menyangkut hal jodoh, rasa-rasanya kita selalu bersandar padaNya namun belum ada petunjuk apapun mengenai hal itu. Sering kita menjumpai pernikahan yang kandas di usia dini maupun pernikahan yang sudah bertahan lama. Semua itu bagian dari perjalanan jodoh manusia untuk menemukan jodoh yang sebenarnya. Terkadang manusia harus melewati kegagalan dan kesusahan sebelum ia merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Ya, kebahagian manusia terletak pada kematangan dirinya baik dr segi mental, fisik, dan rohani. Berbicara jodoh memang erat kaitannya dengan pernikahan. Ketika pernikahan hanya terbentuk dari segi ego namun tidak disertai kematangan mental dan rohani tentunya akan berakhir dengan kegagalan. Namun berbeda halnya dengan pernikahan yang dilandasi dengan kematangan dari segi mental, fisik dan rohani yang akan membentuk landasan pernikahan yang insyaalloh kuat sampai akhir hayat. 

Sebelum menelisik mengenai jodoh, ga ada salahnya kita membaca sebentar kutipan kisah nyata yang dituturkan oleh seorang perempuan berinisial Ny. U di akhir tahun 2007.

*** Aku dibesarkan dari keluarga yang mapan dan terpelajar di kota Y. Kisahku berawal ketika aku duduk di semester akhir di sekolah pendidikan guru akhir tahun 80. Saat itu aku mengenal seorang laki-laki dari sahabat terdekatku, Bram. Laki-laki itu kurang lebih seusiaku. Parasnya tampan dan aku melihat sinar mata yang teduh dari dirinya. Hari demi haripun kami lalui, layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, kamipun selalu bersama hingga akhir kuliahku di tahun 81. Selepas wisuda dia  memutuskan untuk merantau ke kota L. Awal bulan Januari, dia pergi meninggalkanku. Aku lepas kepergian dia dengan doa dan harapan masa depan kami yang cerah. Sepeninggal dia tak ada firasat buruk datang  padaku sampai dipertengahan minggu kedua.

“Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku yang sering jatuh pingsan dan muntah-muntah di kamar mandi. Tanpa pikir panjang aku langsung ke bidan terdekat dan ternyata aku sudah hamil 6 minggu”. Ny. U

Perasaanku sungguh sangat kacau karena aku takut ini akan menjadi aib jika keluarga besarku tahu. Telegrampun aku kirim ke alamat dia, namun tidak ada balasan. Berminggu-minggu aku tunggu namun tetap tidak ada surat di kotak posku. Hatiku semakin tidak karuan, aku hanya mengurung diri di kamar sepanjang hari.

“Atas bantuan kawan, aku menemukan alamat orang tua pacarku di daerah jawa barat. Alangkah terkejutnya aku ternyata dia sudah menikahi kawan sesama guru di kota L tempat dimana ia bekerja. Dengan perut yang sudah terlihat membuncit akupun pulang…”

Aku paksakan hati untuk menerima kenyataan ini dan bercerita kepada ibuku, seorang single-parent yang ternyata masih mau menerimaku. Ya, anakku akhirnya aku lahirkan dan besarkan sendiri tanpa kehadiran bapaknya. Tahun demi tahun berlalu, akupun sudah bekerja sembari mengurus anakku. Di tempatku bekerja aku mengenal seorang laki-laki yang umurnya jauh lebih muda daripada aku. Dialah yang sering mengantar jemput anakku sekolah di TK. Seringnya aku bertemu dengannya membuahkan getar-getar cinta antara aku dan dia. 1 tahun berselang, diapun meminangku.

“Aku sungguh bahagia akhirnya aku menemukan pria yang benar-benar tulus mencintaiku dan bertanggung jawab”.

Pernikahanpun dihelat, anakku perempuan menjadi saksi mungil kebahagianku saat itu. Dengan statusku mempunyai 1 anak tanpa status pernikahan tidak membuat keluarganya ragu melamarku. Bagiku semua itu sudah cukup untuk menebus kesalahanku bertemu dengan laki-laki sebelumnya.

Tahun berlalu dan akupun melahirkan anak keduaku yang ternyata juga perempuan. Namun aku dan bapak (begitu panggilanku pada suamiku) menerima dengan ikhlas pemberian Tuhan ini. Tahun berikutnya aku melahirkan seorang anak laki-laki. Sungguh semua ini adalah anugrah. Aku dan bapak  sangat mensyukuri berkah ini. Kondisi perekonomian kamipun semakin baik, bapak dan aku memutuskan untuk tidak lagi menambah anak. Namun Tuhan berkendak lain, dari tahun 87-90 aku melahirkan 2 anak lagi. 1 laki-laki dan adiknya perempuan. Jumlah semua anak kami menjadi 5, 1 anak perempuan dari yang aku bawa dulu. Bapakpun mensyukuri smua berkah ini, akupun demikian. Kami berdua banting tulang untuk menghidupi kelima anak kami. Aku tidak bisa hanya mengandalkan gaji bapak yang seorang supir bis kota. Aku bekerja sebagai guru SD di dekat rumahku. Kondisi perekonomian yang labil membuat bapak harus sering lembur tengah malam sebagai supir taksi oplosan. Sungguh, dengan kelima anak ditambah 2 orang dewasa sangat berat bagi pernikahan kami yang belum genap 10 tahun. 

Dengan beban 5 anak dan 2 org dewasa membuat bapak jadi jarang dirumah. Waktu dia habis buat mencari penumpang di jalan. Gajiku sebagai guru SDpun tidak mampu menyukupi kebutuhan rumah tangga. Namun aku sangat mengerti kondisi ini dan tidak menuntut banyak dari bapak. Aku hanya bisa berkirim doa disaat bapak jarang pulang ke rumah. Sore hari ketika  aku sedang dirumah tiba-tiba kawan bapak datang.

“Rino, kernet bus bapak, memergoki bapak sedang di rumah bordil di dekat stasiun T bersama dengan seorang wanita muda yang bekerja sebagai pelacur. Ternyata bapak sudah berbulan-bulan hidup 1 rumah dengan wanita itu… Hancur sudah hatiku, tubuhku seakan dihantam keras oleh sesuatu…”

Aku tidak bisa berpikir jernih mengapa bapak bisa setega itu padaku. Dengan langkah gontai, aku gendong anak perempuanku yang paling kecil menuju rumah bordil yang sudah terkenal di kotaku. Air mata bercucuran di pipiku, menahan sakit yang tak mungkin aku ceritakan kepada anak-anakku. Tentang hati yang sudah tercabik, tentang pernikahan yang sudah ternoda. Aku langkahkan kakiku menuju sebuah gang kecil. Kutanya setiap perempuan yang duduk menanti pelanggan dengan nada terisak mencari keberadaan suami dan bapak dari anak-anakku. Akhirnya langkahkupun berhenti disebuah kamar kos di ujung gang, di pintu yang tidak tertutup rapat aku dapati tubuh bapak terbujur dengan bau alcohol menyengat bersama seorang wanita sedang berias disampingnya. Aku terisak dan menarik baju bapak untuk membangunkannya.

“Pergi kau, aku bosan bertahun-tahun hidup miskin dengan kamu. Aku tidak akan pulang ke rumah dan aku tidak peduli dengan anak-anakmu. Aku mau menikmati hidupku disini. ” 

Aku tidak percaya bapak bisa berbicara seperti itu kepadaku dan dihadapan anak perempuannya. Aku menampar pipi bapak keras dan bapakpun bangun dari posisi tidurnya dan menarik lengan wanita pelacur itu pergi dari rumah kost itu. Bagai petir di siang hari, aku melihat bapak sebagai seorang laki-laki yang tidak pernah aku kenal sebelumnya. Tidak ada lagi cinta tersirat di matanya untukku dan anak-anak. Dengan peluh dan dada yang sesak, akupun pulang. Di jalan anakku perempuan terus memanggil “bapak-bapak” namun kata itu seakan menjadi duri bagi hatiku yang telah menusuk dalam.

Setelah kejadian itu, aku tidak lagi mencari bapak. Aku hanya berdoa kepada Tuhan, jika memang ia jodohku maka Engkau akan kembalikan dia padaku dalam kondisi apapun. Status pernikahankupun sudah tidak aku pikirkan lagi. Aku hanya ingin membesarkan kelima anakku tanpa seorang suami disampingku. Bertahun-tahun aku mencoba melupakan dan memaafkan bapak demi anak-anakku. Waktu berlalu, entah berapa kali lebaran aku lewati bersama anak-anakku. Kini anakku yang kedua sudah beranjak dewasa. Usia sudah menginjak 24 tahun, dan sebentar lg akan dilamar. 

“Buk, apa boleh aku mencari bapak? Hery akan melamarku bulan depan dan bapak harus menjadi wali nikahku nanti. Maafkanlah bapak buk…” Ujar anakku.

Bagai diiris sembilu, kini aku harus mampu mengalah demi anakku. Kuiizinkan dia mendatangi rumah bordil bersama dengan pacarnya untuk meminta restu di hari pernikahan. Sungguh beruntungnya anakku, Hery mau menerimanya apa adanya termasuk kondisi kami yang memang bukan dari keluarga yang utuh.
Hari pernikahanpun tiba. Semua orang sudah bersiap menhadiri prosesi ijab qobul anak perempuanku. Petugas KUA setempat sudah hadir setengah jam yang lalu, kami semua hanya menunggu seseorang yang telah lama tidak kami jumpai. Menitpun berlalu, aku pun dibuat resah dengan keadaan yang tidak pasti. Namun dari jauh, samar-samar aku melihat sosok tegap yang pernah aku kenal berpuluh-puluh tahun yang lalu. Ya, dialah suamiku…

“Tubuhnya kurus dan terlihat susah berjalan. Smua mata memandangnya sebagai orang yang hina dan tega meninggalkan aku dan anak-anak. Aku pun menjemputnya dan memapahnya memasuki ruangan ijab qobul. Tak sepatah katapun terucap darinya”. 

Sejak pernikahan anakku itu aku tidak pernah bertemu dengan bapak lagi. Kini aku menanti kehadiran cucuku. Seperti calon nenek yang lain, akupun tengah sibuk menyiapkan segala keperluan menyambut cucu pertamaku. Senin wage, lahirlah cucuku yang pertama. Ya, cucuku adalah perempuan. Hidungnya sangat mancung, mirip ayahnya. Tahun berlalu, tepatnya 2 tahun setelah pernikahan anakku, aku mendapat telpon dari seseorang. 

“Bu maaf, ini bapak sedang sakit keras dan tidak ada yang mengurus. Mohon ibu datang ke alamat ini…”

Telponpun terhenti, tak sempat aku bertanya siapakah yang menelpon tadi, namun samar-samar aku dengar suara itu mirip suara Rino, kernet bus bapak dulu. Bibirku terkatup, mataku kosong dan tak sadar air mataku mengalir. Aku arahkan kakiku menuju pangkalan taxi dan melaju ke alamat tersebut.

“Bapak tinggal kulit dan tulang, dengan perut membesar dan tak mampu berjalan sama sekali. Di sampingnya hanya ada susu dingin dan remahan biscuit… Oh Tuhan, inikah suamiku yang selama 18tahun pergi dari rumah…”

Tak mampu berkata apa-apa, aku bopong bapak menuju taxi. Taxipun melaju ke rumah sakit terdekat. Aku dekap erat tubuh bapak sambil menahan tangis. 

“Bu, maafkan bapak  bu. Bapak ingin kembali ke ibuk. Bapak salah meninggalkan ibuk dan anak-anak. Bapak ingin meninggal di samping ibuk dan anak-anak”.

Tubuhku semakin merapat ke tubuh bapak yang kian lemah, aku peluk dan usap rambut bapak bagai seorang anak kecil yang kembali dari tempatnya selama ini pergi. Tiada lagi emosi ato dendam yang aku rasakan. Tuhan mendengar doaku stelah berpuluh-puluh tahun. Dia mengembalikan suamiku dan aku menerimanya dalam kondisi yang tak sesempurna dulu.

3 bulan berselang. Aku merawat bapak dirumah bersama anak-anakku. Tubuh bapak semakin melemah setiap hari. Asupan buburpun sudah tidak mampu masuk ke dalam tubuh bapak. Menjelang subuh bapak membangunkan aku dengan meremas tanganku kuat-kuat. Akupun terbangun, dan kudapati kaki bapak sudah dingin dan kaku. Air mata mengalir dari sela matanya yang sayu. Aku angkat kepala bapak ke pangkuanku dan perlahan aku tuntun bapak membaca syahadat namun bapak sudah tidak mampu membuka bibirnya. Aku usap air mataku dan terus mengucapkan syahadat untuk bapak dan tiba-tiba seluruh tubuh bapak sudah dingin. Bapak sudah benar-benar pergi. Kututup mata bapak yang belum terpejam dan kulafazkan adzan di telinga bapak…

“Separo lebih hidupku telah aku jalani tanpa bapak disisiku. Kini yang tersisa hanya memori. Ya, hanya memori akan makna  hidup yang kujalani. Tentang jodoh yang memang Tuhan kembalikan padaku. Aku telah melakukan baktiku sebagai istri sampai akhir hayatnya tanpa jijik maupun emosi menrima bapak kembali. Ya, virus mematikan itu telah mengakhiri perjalanan hidup bapak…”

How was it Readers? Well… kisah diatas diangkat dari kisah nyata yang dituturkan langsung di sekitar tahun 2007. Akupun menghadiri pemakamannya dan semua orang tampak berusaha ikhlas dengan ketentuan takdir ini. Kisah Ny. U menjadi cermin bgi kita yang belum menikah sebagai bahan pembelajaran yang sangat berarti. Tuhan selalu memberikan kita yang terbaik disaat yang tepat  untuk kita mensyukuri kebesaranNya. Manusia sudah diatur perihal jodohnya ketika masih dalam berupa gumpalan di rahim. Disitulah Tuhan meniupkan ruh padanya dan diaturnya hidup, rezki, jodoh dan kematiannya. So Readers…jalan jodoh hanya Tuhan yang tahu. Persiapkan diri kalian dengan bekal ilmu pernikahan dan rumah tangga yang baik serta landasan agama yang kokoh, insyalloh rumah tangga sakinah akan kalian dapati. 

Kembali ke permasalahan jodoh….Hmmm bagi yang sedang menanti jodoh memang disarankan bersabar dan berikhtiar karena segala sesuatunya butuh kematangan (duh berat nie..wehehe). Dear Readers setia, ga ada salahnya kita menggunakan waktu kita selagi menunggu jodoh dengan melakukan kegiatan positif. Misalkan; membaca buku mengenai konsep pernikahan, management rumah tangga dan cara mendidik anak (eitsss itu penting lohh). Dengan membekali berbagai pengetahuan mengenai seluk beluk pernikahan akan jauh lebih bermanfaat daripada kita menghabiskan waktu hang-out bersama teman-teman di club ato tempat karoke yang hanya membuang energy positif yang ada dalam diri kita.

Salam Semangat !!

RIS

Minggu, 25 September 2011

Kesempatan Kedua

Masihkah kesempatan kedua itu?

Dear Readers,

Pertanyaan mengenai kesempatan kedua di dalam hidup sering kali hinggap di benak kita. Manusia  tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Untuk itu Tuhan sering memberikan kesempatan kedua dalam hidup kita untuk melakukan hal yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kesempatan kedua sering kali tidak selalu sama persis dengan kesempatan pertama, kesempatan kedua bisa datang disaat kita jauh lebih siap untuk mendapatkannya. Hidup manusia itu tidak ada yang sempurna. Kegagalan sering datang untuk menguji mental dan hati kita. Jika kita mampu mengolah kegagalan tersebut menjadi sebuah motivasi diri maka kesempatan kedua akan terbuka lebar. 

“Hidupku seakan hancur. Aku sudah diperkosa oleh kakak iparku, kini aku sedang menunggu hari untuk melahirkan sedangkan bulan depan aku sudah masuk universitas. Masihkah ada kesempatan kedua bagiku?”, L, 18thn, di Yogya. 

Tuhan memberikan segala permasalahan yang begitu pelik untuk menguji sejauh mana keimanan kita kepadaNya.  Banyak dari kita sering bertanya kenapa Tuhan sangat kejam dengan memberikan masalah-masalah yang cukup berat. Namun sebenarnya Tuhan hendak memberikan ujian kepada kita mengenai hidup. Jika kita hanya meratapi segala permasalahan tanpa melakukan hal apapun tentu hanya akan membawa kita pada kesusahan. Apa yang hendak Tuhan inginkan adalah keberhasilan kita melalui ujian-ujian yang Ia berikan agar kita menjadi manusia yang selalu ingat pada kodratnya. Apa yang dialami L bisa menjadi refleksi betapa berat keadaannya saat itu. Ditengah menunggu proses bersalin dan memasuki universitas, dia masih berharap datangnya kesempatan kedua untuknya di suatu hari nanti. L merasa hidupnya seakan sudah hancur dengan keadaan yang tidak ia inginkan ini. 

Hari yang dinantipun tiba, bayi perempuan cantik telah lahir dari rahim seorang ibu muda bernama L. Berita kelahiran anak L akhirnya terdengar oleh keluarganya di kota M melalui kawan L di Yogya. Rapat keluargapun diadakan. Akhirnya diputuskanlah bayi itu akan dirawat oleh kakaknya dan suaminya. L berusaha mengikhlaskan sembari melanjutkan studinya dan mencoba menata hidupnya lebih baik.

“Berat rasanya melepas darah dagingku sendiri. Namun ia lebih baik bersama dengan ayah kandungnya dan kakakku tanpa seorangpun yang tahu”.

Perasaan kehilangan L menjadi hal terberat yang harus L terima. Berpisah dengan darah daging menjadi hal yang teramat pilu bagi L seorang ibu yang baru saja melahirkan. Namun ia berpkir bahwa inilah jalan yang terbaik saat itu, mengingat L masih harus meneruskan studinya. Pengakuan anak yang tidak mungkin L dapatkan menjadi salah satu alasan terbesar ia harus berpisah dr darah dagingnya. Bersama kakak dan iparnya, anak L mampu mendapatkan surat pengakuan anak yang legal dibanding jika harus hidup dengan L yang tanpa status dan belum mapan. Beban yang L tanggung menjadi titik balik perubahan konsep diri bahwa ia harus bisa menjalani hidupnya. Perubahan konsep diri yang L lakukan menjadi motivasi terbesarnya bahwa harus mampu berbuat sesuatu demi masa depannya. 

“Aku sudah menamatkan kuliahku dan sekarang aku sudah bertemu dengan seseorang yang kukenal baik dan mau menerimaku. Sungguh, hatiku sangat bahagia”.

Perjalanan hidup L akhirnya bermuara pada suatu masa ketika ia sudah menyelesaikan studinya dan bertemu dengan seseorang yang mampu menerima masa lalunya. Pertemuan dengan laki-laki yang sanggup menerima keadaanya menjadi sebuah kesempatan kedua dari Tuhan yang diberikan kepada L disaat yang tepat. L menyadari hal ini sebagai karunia atas segala proses yang tidak mudah selama bertahun-tahun. Dengan kematangan pribadi dan keikhlasan untuk menjalani hidup membawa L ke suatu  perubahan dalam hidupnya. L kini sudah resmi menjadi seorang istri dari laki-laki yang bertanggung jawab dan mau menrima dia apa adanya. L merasa semua ini adalah berkah dari Tuhan. Tahun demi tahun berlalu, tak terasa hampir 18 tahun berlalu sejak kejadian itu . Kini L sudah mempunyai keluarga kecil yang sangat bahagia dengan hadirnya 3 anak yang terlahir dari rahimnya.. Jika saat rindu melanda, L hanya bisa menelpon kakaknya dan menanyakan keadaan anak perempuan yang dulu ia pernah lahirkan dan harus terpisahkan. 

“Aku berharap masih mempunyai kesempatan kedua untuk merawatnya. Sungguh, aku sangat mencintainya dan merindukannya ada di pelukanku”.

L kembali ke kota Yogya setelah suaminya menyelesaikan pekerjaannya di kota J. L kembali ke kota dimana ia melewati masa-masa terberat yang pernah dijalani. Namun L tidak pernah putus asa, ia melihat anak-anaknya sebagai pemicu semangat dia untuk selalu bangkit ketika sedang terpuruk. L mencoba membantu perekonomian keluarga dengan membuka sebuah warung makan dan membeli sebuah rumah untuk ia dan beserta suami dan anak-anaknya tempati. Suami L sangat mngerti bakat L dibidang memasak dan memberinya modal untuk membuka usaha dibidang makanan. Suami L juga meminta kerelaan L untuk menutup auratnya sebagai wujud cintanya kepada Tuhan dan kepatuhannya kepada suaminya. L pun menyanggupi dengan bahagia, hidupnya kini seakan terarah dan berjalan dengan baik. Pertengahan tahun 20xx, L mendapatkan kabar dr kakaknya bahwa anak perempuannya  diterima di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogya dan ia meminta agar anaknya bisa tinggal dan dirawat oleh L. Apa yang L minta tentang kesempatan kedua akhirnya Tuhan berikan disaat L tidak mampu berencana apapun. Ya, Tuhan telah mendengar doa dari seorang ibu bernama L. Kini L bisa merawat anak perempuannya yang telah terpisah selama 18 tahun di rumahnya sendiri, dengan keadaan yang jauh berbeda. Batin L jauh lebih tertata. Pertemuanpun akhirnya tiba. Ditatapnya sosok yang selama ini ia nantikan, sekilas ada kemiripan diantara mereka. L pun menyadari bahwa ia telah mendapatkan kesempatan kedua tersebut.

“Biarlah itu tersimpan rapat untukku dan keluarga besarku mengenai hal itu demi masa depan anakku. Bagiku kembali merawat buah hati yang telah lama berpisah dariku jauh lebih berarti untukku tanpa perlu ia tahu bahwa aku ibu kandungnya.”

Apa yang dialami L memang tidak mudah, terlebih ia harus mengikhlaskan jati dirinya sebagai ibu kandung dari anak perempuan yang kini ia rawat setelah berpisah hampir 18 tahun demi kepentingan jiwa dan masa depan anaknya. L cukup bersyukur dipertemukan kembali dengan anak perempuannya dan menjalani hidupnya bersama anak-anaknya. So readers, Tuhan itu maha mendengar. Dia mendengar semua doa kita dan harapan kita akan kesempatan kedua. Kita tidak akan pernah tahu kapan kesempatan kedua itu akan datang, namun kita harus yakin bahwa suatu saat kita akan mendapatkannya di waktu yang tepat. Belajarlah dari kegagalan, karena kegagalan adalah guru terbaik dalam hidup ini.

RIS


Sebuah Rencana Tuhan...

Dear Readers,

Percayakah readers dengan rencana Tuhan? Well..untuk yang satu itu mungkin banyak diantara kita yang cenderung berpasrah diri dengan rencana Tuhan. Rencana sering dilihat sebagai wacana yang mudah untuk dirancang namun terkadang sulit untuk direalisasikan. Lalu bagaimana dengan yg dimaksud rencana Tuhan??  Tuhan adalah segalanya, sebuah tempat dimana akhirnya kita mengadu segala keluh kesah permasalahan yang dihadapi. Sering kita mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan sebuah masalah dengan meninggalkan peran Tuhan dalam hidup kita. Padahal, Tuhan tahu apa yang sedang kita rencanakan dan yang akan diperbuat. Tuhan melihat kita dari jauh, menilai sebesar apa kita melibatkan Tuhan dalam segala unsur kehidupan.

Dalam kebahagiaan yang kita rasakan seringkali kita lupa untuk bersyukur bahwa smua itu adalah rencana Tuhan yang terealisasikan dengan apik. Namun jika kesusahan dan kemalangan datang, kita bahkan sering menghujat Tuhan dan bukan berpkir positif akan rencana Tuhan dibalik smua itu. Di dalam 2 hal yang kontras tersebut, Tuhan sebenarnya sudah hadir dalam kehidupan nyata kita. Dia bersama kita dalam suka dan duka, dalam sehat dan sakit namun kita lupa akan indahnya rencana Tuhan untuk kita. Tuhan tidak serta merta memberikan kita petunjuk tentang jalan mana yg harus kita pilih dan keputusan apa yang harus diambil, namun Tuhan hadir dalam suara hati kita yang paling dalam. Suara yang menenangkan dan tidak memaksa, suara yang indah dan begitu lembut, dr tempat yang jauh dalam hati nurani kita. Seringkali kita tidak mndengarkan suara itu dan menggunakan segala daya pkir dan ego yang berperan. Dan disaat kesusahan dan kemalangan yang kita alami, kita baru menyadari hal itu.

Kelahiran dan kematian adalah contoh nyata rencana Tuhan. Kelahiran sering disimbolisasikan sebagai bentuk syukur akan hadirnya manusia baru yang akan meneruskan kehidupan. Dalam kelahiran, manusia menyambut dengan suka cita, puja dan puji dipanjatkan atas lahirnya si buah hati. Maka wajarlah diantara kita menyambut dengan syukur rencana Tuhan dalam kelahiran ini. Berbeda halnya dengan kematian. Kematian sering dianggap sebuah moment dimana manusia harus bisa merelakan seseorang untuk kembali ke tempatnya. Kesanggupan untuk bersikap ikhlas terkadang menjadi salah satu hal yang paling berat untuk dihadapi. "Aku belum siap jadi janda di usia muda, anak-anakku msh sangat kecil, aku sungguh tidak mampu", Ny. H, Yogya.

Kematian merupakan hal yang tidak mungkin dihindari oleh semua umat ciptaan Tuhan. Kematian adalah proses akhir manusia di dunia untuk kembali ke riba'anNya. Dan ketika kita sampai pada saat tersebut kita sering mengalami goncangan jiwa karena kita menyadari bahwa orang yang kita cintai benar-benar sudah pergi dan tidak mungkin kembali lg bersama kita. Disinilah kita sering lupa bahwa Tuhan merencanakan  kematian untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan sedang menyiapkan rencana indah stelah kematian dari orang yang kita cintai. Tuhan memberikan kita ujian dan reward atas apa yang kita telah lakukan. Jika kita bisa menyikapi kematian dengan keikhlasan hati maka kita akan berhak mendapatkan reward dr Tuhan.

Apa yang dialami oleh Ny. H di Yogya merupakan bentuk goncangan jiwa yang dinilai cukup wajar. Namun, hal ini bisa tidak wajar jika tidak diimbangi dengan proses pengikhlasan hati. Kematian adalah proses terlepasnya ruh manusia menuju riba'anNya, ruh yang tenang untuk meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Maka selayaknya kita yang ditinggalkan mampu untuk berbuat yg sama, yakni mengikhlaskan agar ruh tersebut tenang melihat kita mampu menjalani hidup kita kembali. Dibalik semua itu Tuhan akan memberikan kita sebuah rencana indah yang tak mampu kita lihat selain kita jalani semuanya dengan baik. Tahun-tahun setelah kehilangan orang yang kita cintai, kita akan brsiap melihat rencana Tuhan melalui anak-anak yang semakin tumbuh besar dan sehat. Anak-anak yang semakin pintar dan dewasa akan menghantarkan kita untuk berucap syukur atas rencana Tuhan yang begitu apik tersimpan yang mungkin tidak pernah kita pikirkan.

So Readers, hayati dan maknai hidup ini dengan indah. Ucaplah syukur atas suka maupun duka yang kita rasakan. Karena segala apapun yang kita rencanakan dengan matang akan kembali kepada Tuhan sebagai hasil akhirnya. Tuhan akan mendewasakan kita dengan proses yang ada. Maka kita harus percaya bahwa rencana Tuhan memang ADA !!!


RIS

Jumat, 16 September 2011

Circle.....

Dear Readers,

Mungkin belum banyak yang tahu tentang siapa dan kenapa saya lebih menyorot sesuatu yang berbau feeling... Well....alasannya simple, banyak diantara kita yang belum mngenal perasaan mereka sendri dan meletakkan ego diatas segala-galanya. Tentang cinta, karier, dan kehidupan adalah sebuah lingkaran yang saling akan selalu kita temui dalam kehidupan, ditambah dengan masalah yang membuat kita berpkir semakin 'genius'...

Dari segala permasalahan kehidupan, permasalahan cinta dirasa sebagai masalah complex yang membutuhkan segala bentuk perasaan dan logika. Hakekatnya cinta itu tidak mengikat, ia membebaskan individu untuk menjadi dirinya sendri, berkembang dan bertanggung jawab. Jadi jika ada yang merasa memiliki sifat posesif (upps)....ya itu namanya bukan cinta namun mempertahankan ego yang berkorbar.

Permasalahan cinta sering dianggap sepele bagi sebagian orang yang mengesampingkan namun mereka belum menyadari jika ia berada di posisi tidak beruntung dalam percintaan. Maka dari itu belajarlah untuk memahami hakekat CINTA tersebut...(perlu lhoo). Sekedar pembaca tahu, banyak kasus percintaan yang berakhir dengan buruk karena meletakkan hakekat cinta di bawah segala-galanya dan membiarkan ego bermain untuk memuaskan hati yang merasa tersakiti, betul tidak pembaca?

Untuk masalah yang satu ini, kita harus menyadari Tuhan memberikan kita sebuah perasaan yang disebut CINTA untuk mendamaikan keadaan. CINTA itu sangat universal, CINTA itu suci, ia tidak menyakiti dan tidak mengharap imbalan lebih. Lalu bagaimana dengan yang tersakiti? Well, CINTA itu menuntut kita untuk realistis dan tidak selalu berperang bathin. Cinta itu mendamaikan hati, so jika ada yang merasa patah karena cinta....Akuilah bahwa CINTA belum datang padamu. Janganlah berlarut-larut dalam kegaulauan. Percayalah CINTA yang sesungguhnya itu akan datang, dan ia tidak akan menuntut apapun dr mu. Jadilah dirimu sendri.

Sebagian dr poetry saya adalah gambaran akan cinta, ego dan rasa sakit dari orang-orang yang merasa kurang beruntung dalam percintaan. Namun, tiada kata lain lagi selain MOVE ON AND CONTINUE YOUR LIFE. Karena kita semua adalah makluk yang tercipta sempurna oleh Tuhan dengan segala kelebihan kita dibanding makhluk ciptaan Tuhan yang lain.

RIS



Selasa, 02 Agustus 2011

The broken night

When the night came
I knew it wouldn't be mine for hours
About love I never felt anymore
About promises I never trusted anymore
About tears I never took it for granted
I'd rather to let them in

The fake sensation of broken hearted life
The strong pull of deep denial
I gave to these eyes
The eyes which held me tight to be theirs
For a couple hour or more

I wouldn't protect anything
But this empty heart
A heart which had no fear to the world

When the night over
And the sun shone
it was only me
The only dead body with the broken hearted
And the empty room

RIS

Senin, 18 Juli 2011

I had known that the tears gone dried
For something I wish I could never see it
For the truth beyond a lie
I heard my heart whispered slowly
Begging for the last chance
For not letting him drove my life

It sounded like the last trip
To which I would end it soon
Would it be the last I man I used to love?
No, he was not a 'man'
I loved calling him a-good-boyfriend-used to

Senin, 27 Juni 2011

Perfectness

Perfectness

For someone I used to love
I put you inside this empty place
For memories of life
I kept telling the true
Which savage and dangerous
As a man
Played for every doors opened
Broke every heart left
Screwed up the love survived
How I hated to see every lie you told
How I cursed for every broken hearted you made
How I blamed you for the love they gave
All you wanted was just perfectness

R I S

a white broken hearted rose

The dearest
I have no limit to love you in my life
For happiness and sadness
I have no fear to survive with you in my life
For goodness and badness
I have no reason to leave you in my life
For the risk I am taking
But I have a reason in my life
For not to be yours forever in this life

R I S

The heart
Every heart has its own space to love
 A space to betray
A space to revenge
A space to take for return
A space to forgive
A space to love again
But it won’t be the same heart as before

R I S                                     

ZERO POINT
I don’t cry for the love I have
I don’t cry for the hope I surrender
I don’t cry for the kids I care
But I cry for having you in my life

I forgive for every mistake you make
I forgive for every lie you tell
I forgive for every betrayal you hide
But I can’t forgive you for treating me like this

I cherish for every moment passes by
I cherish for every kiss you give
I cherish for every promise you swear
But I can’t cherish you anymore in my life

R I S

A letter to God

Dear God, I know I can't expect more about him
For every tear I drop
For every fake smile I give
I owe this much more irritating

For kisses which don't belong to me
For eyes which seem to be others
I owe this much more than him

Bunch of mistakes and lies
Breaking the deepest heart of mine
So I write this letter to You, my dear God.
Take this love away from me
and never gives it back to me

Senin, 06 Juni 2011

Kau dan Aku...

Sayup-sayup kudengar langkah riangmu
Berlomba dengan deru nafasmu yang kuat
Di persinggahan ini hanya ada kau dan aku
Merajut hari, merangkai cerita indah

Kubasuh kaki kecilmu dan kau lingkarkan tanganmu di pundakku
Dan kaupun bercerita tentang harimu
Hari yang sangat melelahkan bagimu

Kuangkat tubuh kecilmu menuju kasur tipis yang selalu menghangatkanmu
Kulihat kaupun tersenyum kecil melihatku yg tak mampu lg menahan bebanmu
Dan kusadari senyummu sperti senyum yg aq rindukan
Senyum yg telah lama hilang

Kau adalah bagian nyata hidupku, dan aku sgt bhgia memilikimu di akhir hayat nanti

Malampun menyapa,dan engkaupun terlelap dlm mmpi indahmu
Kurengkuh tubuh mungilmu dan kupun terisak perih menahan hari-hari yg kulalui
Sungguh, aku tak mampu hidup tanpamu...

Gadis mungilku..

R.I.S

Kamis, 05 Mei 2011

Aku, secangkir kopi, dan perempuan itu

Aku, secangkir kopi, dan perempuan itu

Nafas itu terlihat berat
Menahan amarah dan luka
Tangannya menggenggam erat tanganku
Meninggalkan kelu di hatiku

Air matanya menetes
Dia tak setegar dulu
Diraihnya secangkir kopi
Matanya kembali kosong

Seberkas kekecewaan di matanya
Akan janji yang tlah teringkari
Tentang kisah tersembunyi
Merongrong batinnya

R.I.S

Nyanyian sore

Nyanyian sore

Senja menyapa
Langit berselimut hitam
Angin menusuk di setiap pori di kedua anak itu
Berlari menuju singgahnya

Peluh bercucuran di dahi anak anak itu
Peluh kebahagian, bermain hingga lepas senja
Mengubur asa dan cita
Menoreh batin yang teramat dalam
Akan hari itu...

Kepadanya adik itu bertanya dari mana asalnya
Kelu hati dirasa sang kakak
Menahan batin yang tak mampu ia jawab
Beranjak ia memeluk erat adiknya,
Bahwa ia berasal dari hati yang suci
Terlahir tanpa dosa...

R.I.S

Selasa, 03 Mei 2011

9 a. m



9. am
`R.I.S`
I haven’t seen you, I haven’t known you yet but I can feel that your fingers are travelling to my body against my will. You’re touching me so gently, kissing me softly, and I can’t stop to figure out this feeling.
I can feel that your body is getting closer to me, again, it against my will. I’m thinking that you’re real figure that I can capture right now. But my lips are sealed when you’re coming; my eyes are tightly closed when you start kissing me, you have won this pleasure for me and I don’t want to end this journey.
Your hands now are in my belly, pushing me hardly, moving my body into the other side. I can’t feel your warm fingers anymore, I can’t feel how gently you kissing and bringing me into satisfaction. You speak sarcastically in my ears, about thing I don’t want to hear, about someone I don’t want to know more, but you keep telling me all the time. Your body has pressed me up; I am breathless, your hands hold my body tightly, I start to cry, begging to set me free but you keep pressing my body while your hands are travelling into inches of my body. Your voice is echoing in my ears, saying something that I don’t want to hear anymore, I’m crying, I’m begging you to set me free from this. I cry like a child asking for a warm hug and love. I can’t feel the pleasure that you had given me, it is hurtful in every minute you are travelling into my body.
Your hands are moving slowly far away from my body, now I can’t feel your fingers anymore or your voice echoing loudly in my ears. You’re gone.
My eyes start open, your hard fingers still remain in belly, it is hurtful, my tears haven’t dried yet, and I still remember every word that you told me. I wake up from the bed, standing against the mirror, touching my lips; the lips that you had kissed me but you left tears in my eyes for something I don’t understand. I am moving my hands touching my belly, now it feels so empty, I’m losing it…

Continued….